Pernah
merasakan cemburu? Entah kepada saudara, orangtua, atau pasangan kita mungkin?
Rasanya macem-macem deh. Kadang marah
yang benar-benar marah, sesekali mencari tahu siapa yang membuat kita cemburu,
atau malah menjadi cemburu buta alias marah-marah tidak jelas karena perasaan
yang berlebihan kepada pasangan kita.
BANYAK
yang mengatakan, kalau cemburu itu bumbunya orang bercinta, rempah-rempah pedas
dalam sebuah hubungan. Cinta tanpa cemburu –katanya—seperti sayur tanpa garam,
lempeng saja rasanya. Banyak orang bilang cemburu adalah tanda atau bukti cinta.
Katanya semakin besar rasa cintanya, semakin besar pula efek cemburunya. Selain
tanda cinta, cemburu juga sering jadi pembenaran perilaku yang menyakiti.
Benarkah begitu?
Dalam
beberapa literatur bahasa, kata “cemburu” sama sekali tidak punya makna
positif. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, cemburu itu “keirihatian,
kesirikan, kecurigaan, kekurangpercayaan.” Masih belum lengkap? Oke, saya
tambahkan dari dictionary.com: “cemburu
adalah ketakutan, kecurigaan akan adanya ancaman, persaingan, ketidaksetiaan.”
Kalau masih belum percaya juga, silakan buka beberapa kamus lain, untuk lebih
meyakinkan Anda.
Saya
ingin mengatakan, dimana unsur cinta dalam cemburu itu? Apakah ketika kita
ketakutan, curiga, irihati, tidak setia, itu bagian dari kolam cinta yang
menyenangkan? Saya sih bilang tidak!
Saya
pernah merasakan “ketidaksehatan” soal cemburu ini. Ketika menjalin hubungan
dengan seseorang, saya merasakan ketakutan kalau pasangan saya berpaling, saya
merasakan kecurigaan kalau pasangan saya berselingkuh, saya merasakan orang
lain yang dekat dengan pasangan saya adalah ancaman terhadap hubungan saya. Semua hal yang tidak menyenangkan itu, saya
rasakan hingga membuat saya merasa seperti “tembok ratapan” yang tiap hari
dikunjungi tangisan dan kekuatiran.
Dalam
salah tulisan dari Lexedeprasis tentang cemburu, dituliskannya: Ada 3 fase lengkap dari pola cemburu dalam hubungan
cinta : 1. menutup diri, 2. menutup asset, dan 3. menyerang. Tidak ada satupun
fase yang sehat, itu artinya tidak ada cemburu yang sehat. Cemburu pasti dan selalu
merusak. Cemburu tidak bikin Anda lebih sayang atau cinta, karena justru menyabotase, melemahkan,
mengerdilkan kemampuan kita untuk mencintai. Cemburu bersumber dari rasa takut,
dan rasa takut adalah pembunuh nomor 1 dalam hubungan cinta.
Dan
ternyata, kita lebih suka “terbunuh pelan-pelan” dengan cemburu itu, termasuk
saya….