Minggu, 22 September 2013

Aku Cemburu, dan Aku Terbunuh Pelan-Pelan


Pernah merasakan cemburu? Entah kepada saudara, orangtua, atau pasangan kita mungkin? Rasanya macem-macem deh. Kadang marah yang benar-benar marah, sesekali mencari tahu siapa yang membuat kita cemburu, atau malah menjadi cemburu buta alias marah-marah tidak jelas karena perasaan yang berlebihan kepada pasangan kita.





BANYAK yang mengatakan, kalau cemburu itu bumbunya orang bercinta, rempah-rempah pedas dalam sebuah hubungan. Cinta tanpa cemburu –katanya—seperti sayur tanpa garam, lempeng saja rasanya. Banyak orang bilang cemburu adalah tanda atau bukti cinta. Katanya semakin besar rasa cintanya, semakin besar pula efek cemburunya. Selain tanda cinta, cemburu juga sering jadi pembenaran perilaku yang menyakiti. Benarkah begitu?



Dalam beberapa literatur bahasa, kata “cemburu” sama sekali tidak punya makna positif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cemburu itu “keirihatian, kesirikan, kecurigaan, kekurangpercayaan.” Masih belum lengkap? Oke, saya tambahkan dari dictionary.com: “cemburu adalah ketakutan, kecurigaan akan adanya ancaman, persaingan, ketidaksetiaan.” Kalau masih belum percaya juga, silakan buka beberapa kamus lain, untuk lebih meyakinkan Anda.



Saya ingin mengatakan, dimana unsur cinta dalam cemburu itu? Apakah ketika kita ketakutan, curiga, irihati, tidak setia, itu bagian dari kolam cinta yang menyenangkan? Saya sih bilang tidak!



Saya pernah merasakan “ketidaksehatan” soal cemburu ini. Ketika menjalin hubungan dengan seseorang, saya merasakan ketakutan kalau pasangan saya berpaling, saya merasakan kecurigaan kalau pasangan saya berselingkuh, saya merasakan orang lain yang dekat dengan pasangan saya adalah ancaman terhadap hubungan saya.  Semua hal yang tidak menyenangkan itu, saya rasakan hingga membuat saya merasa seperti “tembok ratapan” yang tiap hari dikunjungi tangisan dan kekuatiran.



Dalam  salah  tulisan dari Lexedeprasis tentang cemburu,  dituliskannya:  Ada 3 fase lengkap dari pola cemburu dalam hubungan cinta : 1. menutup diri, 2. menutup asset, dan 3. menyerang. Tidak ada satupun fase yang sehat, itu artinya tidak ada cemburu yang sehat. Cemburu pasti dan selalu merusak. Cemburu tidak bikin Anda lebih sayang atau  cinta, karena justru menyabotase, melemahkan, mengerdilkan kemampuan kita untuk mencintai. Cemburu bersumber dari rasa takut, dan rasa takut adalah pembunuh nomor 1 dalam hubungan cinta. 



Dan ternyata, kita lebih suka “terbunuh pelan-pelan” dengan cemburu itu, termasuk saya….