Jumat, 12 November 2010

Setara, Sekasta atau Seenaknya?

ini kisah nyata dan sering ketemu. dalam perjalanan hidup, kita pasti akan menemukan banyak tipikal manusia. ada yang baik hati, jujur, tapi tak sedikit yagn culas, sok baik tapi “menginjak” di belakang, atau memang dasarnya jahat dan selalu tidak suka dengan kebaikan orang.

aku banyak bersua dengan model seperti itu. pertama,  setara. Ini manusia yang menghargai manusia lain dengan  asik. Mungkin sesekali kepleset, tapi tipikal inilah yang biasanya ramah, bersahaja, tidak pamer dan tulus. Bukan karena urusan kepentingan semata. karena saya wartawan dan situ narasumber [yang mungkin memang amat dibutuhkan]. biasanya diluar urusan pekerjaan, tipikal ini tetap welcome as a friend. sayangnya, tipikal ini tak terlalu banyak.

yang kedua, sekasta. entah kenapa, saya paling banyak menemukan tipe ini. berteman, beraikan, bersahabat, karena sekasta. karena merasa punya posisi ekonomi yang lebih mapan, merasa punya kedudukan yang potensial untuk menjadi penindas.  tipe ini biasanya selalu ingin dihormati oleh siapapun yang dianggap kastanya berbeda [baca: lebih rendah].

sering membuat saya tertawa bodoh, emosi dan kadang mengumpat. repotnya, tipe ini paling banyak berada di sekitar saya.

Ketiga tipe seenaknya. Ini bisa masuk kolaborasi tipe pertama dan kedua. tapi mereka biasanya tak terlalu peduli dengan semua kerepotan kasta itu. mereka bisa seenaknya, tanpa melihat apa yang dlakukan merugikan atau menguntungkan. yang penting senang. orang ini moody, karena bisa menyenangkan, tapi bisa jadi sangat menjengkelkan. untungnya, mereka biasanya tulus.

saya? selalu berusaha menjadi egaliter dan equal….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar