AKU TIDAK terlalu peduli dengan konsep Natal sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus. Aku sedang berada pada tataran kesepian. Bukan karena berada di keterasingan tanpa suara, justru aku sedang berada pada hiruk pikuk kebisingan. Sebuah paradoksal tampaknya.
Aku selalu berada pada sosok fisik tanpa kesedihan, tanpa penyesalan, dan bermukim pada geliat ekpresi yang ceria, ramah dan selalu [terlihat] bahagia. Semua terasa menyenangkan dan selalu [seolah] tampak membahagiakan.
Tapi aku kesepian. Benar, kesepian di tengah keriuhan dan kesemarakkan berbagai prosesi berlambang kegembiran. Aku kesepian karena [ternyata] kesepian itu mulai menjadi sugesti yang masuk ke alam bawah sadarku.
Apakah menjadi palsu, saat kesepian itu muncul, tapi aku tetap menjadi manusia yang seolah tak pernah merasakan kesepian itu? Aku menyemburkan sederet kata, selarik lelucon, dan dialog tanpa hati secara inter personal. Aku menepis rasa kesepian itu dan mencoba menjadi personal yang rame dan [menolak] berada pada sisi kesepian.
Hari ini, Natal sedang kelabu buatku….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar