SAYA mengawalinya dengan mengutip satu kisah yang ditulis oleh Anthony de Mello, SJ. Begini:
Jesus Kristus berkata bahwa Ia belum pernah menyaksikan pertandingan sepakbola. Maka kami, aku dan teman-temanku, mengajakNya menonton. Sebuah pertandingan sengit berlangsung antara kesebelasan Kristen dan kesebelasan Islam.
Kesebelasan Kristen memasukkan bola terlebih dahulu. Jesus bersorak gembira dan melemparkan topinya tinggi-tinggi. Lalu ganti kesebelasan Islam yang mencetak goal. Dan Jesus bersorak gembira serta melemparkan topinya tinggi-tinggi lagi.
Hal ini rupanya membingungkan orang yang duduk di belakang kami. Orang itu menepuk pundak Jesus dan bertanya: 'Saudara berteriak untuk pihak yang mana?'
'Saya?' jawab Jesus, yang rupanya saat itu sedang terpesona oleh permainan itu. 'Oh, saya tidak bersorak bagi salah satu pihak, Saya hanya senang menikmati permainan ini.'
Penanya itu berpaling kepada temannya dan mencemooh Jesus: 'Ateis!'
Sewaktu pulang, Jesus kami beritahu tentang situasi agama di dunia dewasa ini. 'Orang-orang beragama itu aneh, Tuhan,' kata kami. 'Mereka selalu mengira, bahwa Tuhan ada di pihak mereka dan melawan orang-orang yang ada di pihak lain.'
Jesus mengangguk setuju. 'Itulah sebabnya Aku tidak mendukung agama; Aku mendukung orang-orangnya,' katanya. 'Orang lebih penting daripada agama. Manusia lebih penting daripada hari Sabat.'
'Tuhan, berhati-hatilah dengan kata-kataMu,' kata salah seorang di antara kami dengan was-was. 'Engkau pernah disalibkan karena mengucapkan kata-kata serupa itu.' 'Ya --dan justru hal itu dilakukan oleh orang-orang beragama,' kata Jesus sambil tersenyum kecewa.
+++
KALAU Anda membaca tulisan ini, jangan serta merta “menghalalkan” darah saya sebagai penulis. MUNGKIN TERDENGAR agak keras. Saya bukan sedang menganjurkan orang untuk "kurang-ajar" kepada kitab suci yang diyakini sebagai personifikasi Suara Tuhan. Saya juga tidak sedang 'ngamuk-ngamuk' dengan kitab suci yang nota-bene kalau Anda bakar, masih bisa mudah didapatkan di toko-toko buku agama.
Bukan. Bukan itu. Saya cuma sedang gundah dengan banyak orang [sekelompok sih, sebenarnya] yang selalu mengatasnamakan agama, Tuhan dan kitab suci, untuk menggempur agama, orang atau kelompok lain yang mereka anggap tidak sama [dengan mereka].
Kalau memang kitab suci mengajarkan untuk memporak-porandakan hidup dan kehidupan manusia dan kemanusiaan, BAKAR SAJA! Kalau memang kitab suci mengajarkan kita untuk saling memusuhi, saling membunuh dan saling menghajar, BAKAR SAJA!
Setahu saya, Kitab Suci itu petunjuk untuk melakukan hal-hal yang baik dan memberi arah kepada kita untuk saling menghormati kepada manusia lain [bahkan kepada alam dan binatang]. Kitab Suci selalu mengajarkan untuk menghormati tanpa bersikap “memusuhi” manusia lain, apapun agama, kasta dan latar belakang sosialnya.
Dan saya hanya bisa geleng-geleng kepala, ketika kitab suci jadi pembenaran untuk melakukan pemaksaan. Dengan hebatnya mengambil ayat, yang memperkuat kelakuan-kelakuan busuknya. Ah, sudahlah..kalau masih begitu BAKAR KITA SUCIMU dan Bikin Kitab Baru yang "mendukung" semua kelakuanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar